Affair dengan Fifi, Putri Mitra Bisnisku
Aku seorang pengusaha kaya di tanah air, namaku kusebut dengan inisial saja, AW (umur ya hampir 70 tahun lah, malu ah nyebut tepatnya hehehe), soalnya gak enak karena namaku belakangan ini sering disebut-sebut dalam berita negatif, padahal aku hanya melakukan penyuapan, itu kan biasa di negeri ini, lagipula bukan aku sendiri kok yang melakukannya, ya ga? Cerita ini kutulis di penjara setelah aku ditahan gara-gara skandal terbesarku yaitu kriminalisasi pimpinan KPK (padahal bilang aja fulusnya kurang kek jadi ga usah ngerepotin kaya gini). Pasti para pembaca bertanya-tanya, di penjara kok ada komputer buat ngetik, internetan pula. Ya bisa lah masa ya bisa dong? orang yang penjara kelas VIP kaya orang-orang seperti saya ini apa sih yang gak mungkin? Yang kelas teri aja bisa liburan ke Bali dan luar negeri kok. Dalam kesempatan ini aku mau ingin bercerita tentang pengalaman seksku dengan seorang gadis yang adalah putri dari mitra bisnisku. Sungguh gadis itu terbilang cantik, kulitnya putih mulus halus menggairahkan, pahanya juga padat berisi, apalagi kalau dia pakai celana pendek pahanya makin menggairahkan kepingin rasanya meraba raba dan menciumnya. Aku sering meneguk liur kalau melihatnya saat bertamu ke rumahnya karena ia sering berpakaian minim. Pasti halus kulitnya dan enak kalau dicium pangkal pahanya dan selangkangannya pasti enak dan harum, beda dengan punya istriku yang sudah bangkotan dan sudah tidak kencang itu. Pokoknya aku nafsu banget apalagi kalau celananya pendek sekali hampir kelihatan pangkal pahanya dan cdnya kadang kelihatan sedikit. Ingin aku merasakan kelembutan cdnya kucium dan kulumat lumat. Fifi namanya, umurnya kurang lebih 25 tahun, masih belum kawin dan punya pacar pasti dia mendambakan kehangatan laki-laki. Aku dan keluarganya sangat akrab, kerap aku ke rumahnya membicarakan bisnis dengan ayahnya. Dia biasa memanggilku Cek Ang karena perbedaan umur kami jauh sekali. Sungguh aku bernafsu melihatnya kalau dia duduk cuek saja meskipun celana pendeknya tertarik ke atas makin kelihatan pangkal pahanya, putih mulus bak pualam apalagi kalau duduk di lantai buka laptop di meja tamu sambil bersila makin kelihatan selangkangannya merangsang saja mau rasanya mukaku kubenamkan ke selangkangannya, pasti hangat dan harum baunya. Kepingin sekali aku mencium aromanya
Suatu sore aku ke rumahnya untuk membicarakan urusan bisnis dengan papanya. Saat itu papanya belum pulang. Pembantu yang mempersilakanku masuk dan menunggu mengatakan hanya ada Fifi di rumah. Tidak lama aku menunggu di ruang tamu, dia baru saja keluar dari kamar mandi habis mandi, rambutnya masih dililit handuk dan tubuhnya memakai kaos longgar dan celana pendek. Langsung pikiranku jadi mupeng ingin merasakan kelembutan dan bau tubuhnya lewat pakaian bekasnya yang mungkin masih ada di kamar mandi. Aku pamit mamanya pura-pura mau pipis, betul dugaanku, di kamar mandi pakaiannya masih ada di dalam keranjang pakaian kotor. Aku memang ada kecenderungan fetishisme, waktu masih SD masih anak ingusan dulu juga aku pernah mencuri celana dalam pembantuku yang baru selesai mandi, padahal pembantuku itu gendut seperti Okky Lukman tapi aku menikmatinya, tidak heran waktu kecil dulu teman-temanku menjulukiku Ang**** si otak peler, hak...hak...hak!! (bangga lagi) Kuambil kaos itu dan kuciumi bagian ketiaknya harum baunya, bhnya kucium nikmat juga celana panjangnya kucium selangkangannya. Lalu yang kunanti-nantikan adalah cdnya merah muda dari kain lembut kulihat dengan teliti ada rontokan jembutnya 2 helai. Aku mendekatkan kain segitiga itu ke hidungku dan menciumnya, kuhirup dalam-dalam menikmati aroma vaginanya lalu kujilati dan kuisep isep. Puas rasanya dapat merasakan bekas vaginanya yang sudah lama aku angan-angankan. Tak terasa aku orgasme, apalagi dengan umur setua diriku, cepat sekali aku memuncratkan sperma. Wajahku celingak-celinguk memastikan tidak ada yang melihat wajahku yang lagi mupeng abis menciumi celana dalam Fifi, kalau ada wartawan mengambil gambarku waktu begini walah, bisa mati jantungan aku, malunya lebih-lebih dari disorot kamera waktu di kursi pengadilan (kan banyak koruptor lain masih bisa cengengesan sambil melambaikan tangan waktu duduk di situ kok, buat apa malu?) Semakin ingin aku mencoba langsung mencium vaginanya, kapan-kapan aku akan berusaha mendapatkannya. Nanti akan kurayu dan pasti dia pun ingin merasakan kehangatan laki-laki. Besoknya aku ke rumahnya lagi, kedua orang tuanya lagi pergi, dia sendirian buka laptop di meja tamu sambil duduk di lantai dengan kaki satu ditekuk keatas. Makin merangsang aku melihatnya selangkangannya makin nampak, juga cdnya tapi dia tetap cuek saja karena aku sudah akrab dengan keluarganya.
”Fi lagi ngapain? Mana papa?” kataku basa basi sambil duduk di kursi di sampingnya,
“Belum pulang Ncek, tunggu aja dulu ya!” jawabnya sambil tersenyum ramah
“Lagi bikin tugas Fi?” tanyaku
”Ohh ngga Ncek, ini aku lagi mau cari barang untuk kantorku” katanya sambil buka internet
Mataku tak lepas-lepasnya melihat pahanya yang mulus itu. Dia sepertinya tahu kalau aku melihatnya tapi dia tetap saja duduk begitu malah makin dibukanya kakinya tanpa sengaja. Makin napsu aku mau kubenamkan saja mukaku ke pangkuannya.merasakan kehangatan selangkangannya. Panas dingin aku dibuatnya, napsuku mengebu-gebu ingat cdnya kulumat lumat itu, kalau aku punya penyakit jantung bisa kumat pastinya.
Suatu sore aku ke rumahnya untuk membicarakan urusan bisnis dengan papanya. Saat itu papanya belum pulang. Pembantu yang mempersilakanku masuk dan menunggu mengatakan hanya ada Fifi di rumah. Tidak lama aku menunggu di ruang tamu, dia baru saja keluar dari kamar mandi habis mandi, rambutnya masih dililit handuk dan tubuhnya memakai kaos longgar dan celana pendek. Langsung pikiranku jadi mupeng ingin merasakan kelembutan dan bau tubuhnya lewat pakaian bekasnya yang mungkin masih ada di kamar mandi. Aku pamit mamanya pura-pura mau pipis, betul dugaanku, di kamar mandi pakaiannya masih ada di dalam keranjang pakaian kotor. Aku memang ada kecenderungan fetishisme, waktu masih SD masih anak ingusan dulu juga aku pernah mencuri celana dalam pembantuku yang baru selesai mandi, padahal pembantuku itu gendut seperti Okky Lukman tapi aku menikmatinya, tidak heran waktu kecil dulu teman-temanku menjulukiku Ang**** si otak peler, hak...hak...hak!! (bangga lagi) Kuambil kaos itu dan kuciumi bagian ketiaknya harum baunya, bhnya kucium nikmat juga celana panjangnya kucium selangkangannya. Lalu yang kunanti-nantikan adalah cdnya merah muda dari kain lembut kulihat dengan teliti ada rontokan jembutnya 2 helai. Aku mendekatkan kain segitiga itu ke hidungku dan menciumnya, kuhirup dalam-dalam menikmati aroma vaginanya lalu kujilati dan kuisep isep. Puas rasanya dapat merasakan bekas vaginanya yang sudah lama aku angan-angankan. Tak terasa aku orgasme, apalagi dengan umur setua diriku, cepat sekali aku memuncratkan sperma. Wajahku celingak-celinguk memastikan tidak ada yang melihat wajahku yang lagi mupeng abis menciumi celana dalam Fifi, kalau ada wartawan mengambil gambarku waktu begini walah, bisa mati jantungan aku, malunya lebih-lebih dari disorot kamera waktu di kursi pengadilan (kan banyak koruptor lain masih bisa cengengesan sambil melambaikan tangan waktu duduk di situ kok, buat apa malu?) Semakin ingin aku mencoba langsung mencium vaginanya, kapan-kapan aku akan berusaha mendapatkannya. Nanti akan kurayu dan pasti dia pun ingin merasakan kehangatan laki-laki. Besoknya aku ke rumahnya lagi, kedua orang tuanya lagi pergi, dia sendirian buka laptop di meja tamu sambil duduk di lantai dengan kaki satu ditekuk keatas. Makin merangsang aku melihatnya selangkangannya makin nampak, juga cdnya tapi dia tetap cuek saja karena aku sudah akrab dengan keluarganya.
”Fi lagi ngapain? Mana papa?” kataku basa basi sambil duduk di kursi di sampingnya,
“Belum pulang Ncek, tunggu aja dulu ya!” jawabnya sambil tersenyum ramah
“Lagi bikin tugas Fi?” tanyaku
”Ohh ngga Ncek, ini aku lagi mau cari barang untuk kantorku” katanya sambil buka internet
Mataku tak lepas-lepasnya melihat pahanya yang mulus itu. Dia sepertinya tahu kalau aku melihatnya tapi dia tetap saja duduk begitu malah makin dibukanya kakinya tanpa sengaja. Makin napsu aku mau kubenamkan saja mukaku ke pangkuannya.merasakan kehangatan selangkangannya. Panas dingin aku dibuatnya, napsuku mengebu-gebu ingat cdnya kulumat lumat itu, kalau aku punya penyakit jantung bisa kumat pastinya.
|
Fifi |
Kuberanikan diriku bertanya,
”Fi, pernah kamu lihat situs-situs porno di internet?”
Dia menolehku dan menjawab “Ndak pernah Cek, takut merangsang aku” katanya malu.
”Oohh...Ncek mau minta tolong kamu sebenernya sih” kataku.
“Minta tolong apa Cek?” tanyanya
”Gini, Ncek kan sudah tua nih, masalah seks perlu referensi lebih banyak, kamu bisa kasih liat gak beberapa situs di internet ke Ncek” aku menggiringnya untuk itu agar ia terangsang sehingga gampang mencumbunya.
”Hhhmm....ndak ah Cek, malu aku, gak enak nih” katanya dengan muka agak merah.
”Ayo lah Fi, sebentar aja Ncek pengin liat” rayuku lagi, “Ncek kan temen papa kamu, gak bakal apa-apa kok!”
Dengan agak malu-malu ia mulai mengetikkan sebuah alamat website dan membuka situs itu.
”Wah bagus ya body cewek itu, terus yg lain lagi Fi” aku komentari gambar cewek bugil yang terpampang di layar.
Kurasa ia mulai terangsang melihat gambar hardcore itu.
”Hihihi, kok gede gitu ya punya orang bule itu, sudah ya Ncek, malu ah”
“terus Fi sekarang buka filmnya” aku terus menyemangatinya
Aku lalu duduk di bawah samping belakangnya sambil kunikmati dari dekat pahanya. Tercium bau tubuhnya harum ketiaknya putih mulus.makin tak tahan aku. Layar memperlihatkan film adegan threesome seorang cewek bule dengan dua cowok. Fifi terpana menontonnya. Disuruhnya aku menutup pintu depan, katanya nanti kelihatan orang lain ndak enak. Makin senang aku sekarang tiba waktu nya mencumbunya, kupegang tangannya kuelus elus diam saja dia sudah mulai terangsang, napasnya memburu bibirnya dikatupkan, wangi nafasnya ingin segera aku mau melumat mulutnya, tapi aku tak berani takut dia kaget, masih belum waktunya sabar saja pikirku, toh sebentar lagi aku akan dapat menikmatinya.
”Seru ya Fi, orang bule itunya gede-gede, ceweknya pasti keenakan tuh” kataku merangsangnya.
”hiii hii,ceweknya keenakan ya? Jadi pengen pipis nih Cek” bisiknya
”Pipis aja dulu Fi, nanti kamu ngompol lo” godaku sambil kulepas tanganku.
Ia pun buru-buru ke toilet dekat situ. Lantai tempat dia duduk agak basah rupanya dia sudah orgasme, kuusap dengan tangan dan kukuciumi cairan itu, hmmm...enak. Tak lama kemudian ia kembali dari toilet. Kembali dia duduk lagi melanjutkan nonton, rupanya dia menikmati juga. Kupegang lagi tangannya kuelus lengannya, kucium bahunya makin mendesah napasnya, lalu kucium belakang lehernya,
”geli Cek, aku...jangan cium aku Cek” katanya pura-pura menolak ciumanku.
”Fi, Ncek juga terangsang lo, pegang ini” kataku sambil meraih tangannya ke penisku kuusap usapkan tangannya.
”Cek itunya bangun keras sekali, hiii...besar lo punya Ncek“ katanya malu-malu sambil menarik tangannya
Aku makin senang karena dia tak menolak tangannya kuusap-usapkan tadi. Pasti dia sudah terangsang, kupeluk dia dan aku mulai meraba pahanya wah lembut sekali, dia diam saja pahanya kuraba raba aku terangsang sekali. Kembali tangannya kuusap-usapkan ke penisku dan dia mulai meremas pelan. Berani juga cewek satu ini pikirku pasti sudah pengalaman, lalu tangannya kusuruh masuk ke dalam celanaku. Dia menolak, aku tak memaksanya. Diremas begini saja aku sudah senang. Kuelusi pahanya sampai ke atas sehingga dia mendesah kegelian, kucium lengannya dekat ketiaknya wangi baunya kuangkat tangannya mau kucium ketiaknya tapi dia tak mau. Malu-malu kucing juga nih cewek, bikin aku tambah nafsu saja. Penisku tegang sekali lalu dia kutarik duduk di pangkuanku kucium pipinya dan lehernya juga belahan dadanya,
”Hihihi...geli Cek, sudah... suuudah ah...geli aku” ia tertawa kecil sambil mendesah
Kegelian dia rupanya baru kali ini akibat leher mulusnya tersapu oleh jambang kasarku. Terus kucium dadanya dia tak menolak lagi malah tangannya naik merangkul pundakku ketiaknya sudah di depan hidungku aromanya wangi mulus sekali lalu kucium kubenamkan hidungku ke ketiaknya. Harumnya membuatku makin terangsang
”Aahh...Cek...ssshhh” desahnya.
Aku memberanikan diri mencium bibirnya, karena sudah terangsang berat, tanpa perlawanan kukecup bibirnya, lidahnya kuhisap dan lidahku juga dihisapnya, kami saling menghisap seru sekali. Rupanya ciuman begini dia senang dan enak katanya, seperti yang kuduga, ia gadis yang berpengalaman dalam seks
Kuelus elus payudara di dalam bajunya dan kuremas remas pelan tak lupa pahanya kuelus lagi sampai ke atas di selangkangannya halus dan hangat. Senang aku bisa merasakan kehangatan selangkangannya. Dia sudah tidak pakai cd, mungkin sudah dilepasnya tadi karena basah dan ditinggalnya di kamar mandi. Kuusap tepi vaginanya yang basah, rambutnya tidak begitu lebat terus kuusap bibir vaginanya lembut sekali. Mau rasanya aku sekarang menjilatnya,
”eees ohh omm seee enak geli” desahnya
Makin dibukanya kakinya supaya aku leluasa mengusapi kewanitaannya. Kuraba kelentitnya yang sensitif sehingga makin mengelinjang dia. Makin enak dan geli katanya sambil tangannya menekan tanganku untuk jariku meraba belahan vaginanya. Enak betul meraba raba vaginanya yang basah, tanganku basah sekali, penisku juga enak merasakan kehangatan pantatnya. Tak tahan aku akhirnya orgasme juga di celanaku. Aku pamit dulu mau pipis ke kamar mandi. Kucium tanganku yang basah oleh cairan vaginanya. Enak baunya, lalu kujilat, di dalam kamar mandi kulihat cdnya mini warna putih digantungan lalu kucium, tak ada bau kencing tapi bau aroma cairan vaginanya sedap sekali baunya kucium sampai puas. Kuhirup baunya dalam-dalam. Lagi-lagi penyakit fetishismeku kumat lagi. Lalu kuambil saja dan kumasukkan celana dalam itu kantongku untuk kukoleksi (asal tau saja di kamarku aku menyimpan banyak koleksi celana dalam loh, baik milik pembantu rumah tanggaku, pelacur dan wanita-wanita panggilan yang pernah kutiduri, bahkan ada satu milik waria yang pernah kuajak main sekitar 20 tahun lalu, huak hak hak hak!!). Saat aku kembali ke depan, dia masih menonton film hasil unduhan dari internet itu.
”Ciuman tadi enak ya Fi?” tanyaku dan dijawabnya dengan mengangguk tersipu sipu
Kupeluk dia lagi dan dia balas memelukku. Dilumatnya lagi bibirku. Sekarang aku mau merasakan aroma vaginanya langsung dan kusuruh dia berdiri. Kucium pahanya lembut dan halus sekali kugesek gesek hidungku enak sekali kucium terus ke atas sampai pangkal pahanya,
”ohh ssshh geli Cek, ehh geli geli eeeem!!” ia mendesah keenakan.
Sekarang aku mau cium selangkangannya. Kududukkan dia di sofa, kakinya kunaikan sebelah dia menurut saja. Kukuakkan kedua kakinya, selangkangannya sungguh mengairahkan sekali, mulus dan agak merah muda kulitnya tak sabar lalu kucium kubenamkan hidungku kuhirup aromanya nikmat sekali, hangat dan lembut sehingga makin terangsang aku. Tak puas-puasnya aku menikmati selangkangannya. Ini yang aku idam-idamkan dari dulu, akhirnya berhasil juga kunikmati. Sungguh senang aku rayuanku mengena, sebenarnya untuk mendapat kenikmatan seksual mudah saja bagiku dengan uang berlimpah, tapi itu untuk para pelacur, sedangkan untuk gadis seperti ini kenikmatannya bertambah bila berhasil melakukan pendekatan padanya. Tampaknya dia senang juga sambil merintih dan mendesah.
”Fi, nikmat ya? enak ya? mulus sekali selangkanganmu” komentarku.
”He ehm enak Cek, duh Fifi jadi becek nih!” terasa vaginanya basah,
Tanpa penolakan kulepas celananya beserta celana dalamnya, sungguh indah vaginanya belum pernah aku lihat vagina semulus ini. Kulitnya putih mulus rambutnya tidak lebat, bibirnya yang masih tipis merekah merah muda warnanya lalu kucium vaginanya. Amboi...aromanya enak sekali. Dia tersenyum lihat aku mencium vaginanya, katanya dia memang paling suka vaginanya diciumi, sensasional sekali katanya. Celana pendeknya juga kucium pada bekas vaginanya. Dia duduk di sofa dan aku berlutut di antara pahanya, kuangkat kedua kakinya, kutatapi vaginanya merekah merah muda. Tak tahan aku melihatnya tak sabar mau melahapnya. Kucium dari tepi dulu lalu belahan vaginanya aromanya enak dan kubenamkan hidungku meski basah tambah nikmat aromanya kuhirup kunikmati aromanya. Makin mendesah dia vaginanya kugesek dengan hidungku.
”Cek aaahhhh jilat Cek, ndak tahan aku ooohh!!” desahnya
Kepalaku ditekannya ke vaginanya yang berkedut kedut. Mulai kujilat vaginanya, kusapu dari bawah dekat anusnya sampai atas di kelentitnya, terus kujilat-jilat kadang anusnya yang masih mulus itu kujilat. Geli katanya kalau aku pas menjilat anusnya. Cairan kewanitaannya makin banyak berleleran, kujilati dan kutelan air vaginanya yang gurih itu. Enak rasanya lidahku kumasukkan sampai dalam dan menjilat-jilatnya makin dalam sehingga makin mengelinjang tubuhnya. Vaginanya berkedut kedut dan otot perutnya menegang, terpejam matanya sambil bibirnya menahan gejolak napsu. Bibir vaginanya kusapu dengan bibirku. Betul-betul kulumat habis vaginanya, kutampung seluruh vaginanya dengan mulutku, kuisep-isep, nikmat sekali rasanya. Tak puas-puas aku menelan cairannya. Dia puas sekali katanya tak terkira rasanya.
“Ooh Fifi kamu memang cantik dan semok” pujiku
Setelah puas melahap vaginanya, sekarang giliranku minta dipuaskan penisku yang tegang merana tak ada yang meremas remas. Sambil kupeluk dan kucium, dia kusuruh meremas penisku. Ia pun meremasnya dari luar celana saja. Aku tak puas maka kubuka celanaku. Katanya penisku besar dan hangat diremas remas dan dielusi kepalanya lalu dikocoknya. Enak sekali merasakan kelembutan tangannya. Kusuruh dia menjilatnya dia agak malu-malu. Sambil tersenyum nakal, dia mulai mengesek geseknya ke pipinya dan diciumnya. Supaya dia tambah napsu melumat penisku, kuraba raba vaginanya, jariku kumasukkan ke vaginanya yang hangat dan basah lalu kumainkan klitorisnya. Dia dengan ahli menjilati batang penisku terus sampai kepalanya, lubang kencingnya, dijilatnya. Enak dan geli sekali rasanya. Oohh nikmat. Kutanya bagaimana rasanya? asin tapi enak jawabnya. Kemudian ia mulai mengemut penisku dengan bibirnya dan sekali kali digigit pelan, dimasukkannya sampai separuh penisku dan lidahnya menjilat jilat di dalam. Penisku diurut dengan bibirnya yang tipis itu. Nikmatnya sampai aku rasanya mau orgasme dan kusuruh dia berhenti takut ejakulasi dini dalam mulutnya, maklum sudah umur segini.
Sebetulnya aku kepingin muncrat di dalam supaya spermaku tertanam dalam tubuhnya tapi aku takutnya dia hamil dan meminta pertanggung jawabanku walah kan berabe nanti. Kusuruh mengocok saja dengan tangannya.
“Enak Cek ngemut kontolnya, Fifi tambah horny nih!” katanya.
Kemudian aku minta penisku dijepit dengan selangkangannya supaya orgasme dan kusuruh dia duduk di atasku pangkuanku. Dia mau saja tapi jangan dimasukkan katanya takut hamil. Kupangku dan kuselipkan penisku lalu kusuruh dia jepit, enak sekali penisku bergesekan dengan vaginanya. Daerah kewanitaan yang basah itu tambah licin, oh nikmat sekali sambil kuremas-remas payudaranya dan ketiaknya kuciumi dari belakang. Diapun menekan nekan penisku pada vaginanya dan digesek-gesek ke kelentitnya sambil maju mundur penisku terasa diurut selangkangannya
“Uuuhh...enak nih Cek, Fifi mau keluar lagi!” desahnya
Makin licin saja vaginanya, lalu aku tak bisa menahan orgasmeku, dan melenguh nikmat
“Ooohh...Ncek keluar Fi...uuuhhhh!” keluarlah spermaku membasahi jembutnya.
Dia mau menjilati penisku yang masih memuncratkan sisa sperma. Tiba-tiba terdengar bunyi klakson mobil dari depan sana.
“Wah Cek...papa pulang!” katanya buru-buru turun dari pangkuanku dan memunguti pakaiannya.
Aku juga buru-buru berpakaian lagi sebelum mitra bisnisku itu masuk rumah. Fifi bersikap biasa dan wajar selama aku mengobrol bisnis dengan papanya. Itu adalah kali pertama hubungan gelapku dengannya. Pertemuan kami berikutnya adalah tiga hari kemudian, saat itu aku ke rumahnya lagi, aku sengaja ke sana karena tahu papanya sedang urusan di luar kota. Yang membukakan pintu adalah Fifi sendiri, ia senyum-senyum senang tahu aku datang tapi tak bisa mencumbunya karena mamanya ada. Dia pakai celana pendek seperti biasanya tapi waktu duduk sengaja diangkat sedikit untuk menggodaku. Dia duduk di bawah sambil buka laptop dengan duduk bersila, makin merangsang aku melihat pangkal pahanya kelihatan cdnya juga. Aku pun serba salah mau langsung mencumbunya tapi ada mamanya. Aku hanya dapat menikmati kemulusan pahanya dengan mencuri curi melihatnya, takut mamanya curiga.
Kadang sengaja dia meraba raba pahanya sendiri dan meraba selangkangannya vaginanya juga
“Cek...Fifi sudah basah nih!” katanya pelan ketika menyuguhkan minuman padaku
Duh aku tak tahan ingin segera mau mencumbunya. Kubisiki dia supaya cdnya dilepas di kamar mandi, dia kebingungan dengan apa maksudku tapi ahirnya mengerti juga. Setelah dia dari kamar mandi tak lama kemudian aku ke sana dan menemukan cdnya ada di gantungan. Memang basah dia sudah orgasme dan langsung kucium harum bau aroma vaginanya nikmat sekali, kucium kuhirup kunikmati aromanya dan kujilat kuisepi sampai napsuku terpuaskan. Dia tersenyum melihatku kembali dari kamar mandi dan sekarang vaginanya kelihatan karena dia sudah tak pakai cd lagi. Makin terangsang aku membayangkan kewanitaan di balik celana ketatnya itu.
“Cek...cdku diciumin ya? kemarin cdku hilang apa diambil?” bisiknya.
”ya Fi, Ncek isepin cdmu, abis aku napsu lihatnya, ya cdmu Ncek ambil juga kemarin, gapapa kan Fi?”
“Buat apa sih Cek?”
“Buat aku koleksi, pssstt...jangan bilang-bilang papamu Ncek suka koleksi ginian ya” jawabku
Dia senyum nakal tapi senang juga kalau aku mencium cdnya. Kemudian mamanya menawari aku pisang, lalu kumakan satu. Fifi juga ambil satu dengan pelan-pelan dia menjilati dulu pisang itu sambil menggodaku dengan dimasukkan ke mulutnya tidak langsung dimakan tapi diemutnya seperti dia ngemut penisku seraya tangannya meraba raba vaginanya. Benar-benar nakal putri rekan bisnisku ini, ia berakting seakan akan sedang melumat penisku. Aku pun tersenyum melihatnya dan ikut terangsang seolah olah dia sedang melumat penisku, pintar juga dia menggodaku. Kunjunganku saat itu tidak sempat untuk berbuat lebih jauh padanya karena mamanya terus di rumah, aku hanya ngobrol saja dengan mamanya sambil curi-curi pandang mengaguminya. Dua hari kemudian Fifi meneleponku, dia bilang mamanya pergi agak lama dan aku disuruh datang ke rumahnya.
“Weleh berani juga nih anak, gak malu-malu mengajak teman papanya yang umurnya beda jauh darinya untuk datang” pikirku sambil geleng-geleng kepala
Akupun cepat-cepat ke rumahnya dan dia pakai baju terusan kayak kemeja besar tapi kayak rok mini sehingga pahanya yang mulus itu makin tampak menggairahkan. Langsung kupeluk dan kuciumi dia, kulumat bibirnya, kucium lehernya dan belahan dadanya sambil kuremas remas, kucium ketiaknya juga. Tak sabar juga dia mulai meremas penisku katanya dia napsu sekali mau bercumbu. Dia minta bercumbu di ruang makan lalu kupangku dia, kancing bajunya kubuka semua tapi tak kulepas sudah terbuka semua ternyata ia tak pakai bh tapi masih pakai cd. Kucium tubuhnya kunikmati aromanya wangi sekali, kuremas payudaranya dan kuisep-isep, cdnya kuremas remas hingga basah bagian tengahnya. Kumasukkan tanganku ke dalam cdnya kuraba vaginanya kelentitnya kupijit pelan sehingga ia makin menggelinjang keenakan.
”Oohh...uuugh enak nikmat Cek, terus teruus,dimasukin Cek ooooh!!” erangnya menahan napsu.
Kulumat payudaranya yang tidak terlalu besar itu semua ke mulutku. Jariku mulai masuk ke vaginanya dan kukorek-korek di dalam kuputar putar sambil klitorisnya kupijit pijit sampai mengeras. Sungguh hangat lubang vaginanya dan basah pula. Sekarang kusuruh dia berdiri setengah duduk di meja makan dan satu kakinya dinaikkan ke kursi. Pemandangan sangat menakjubkan dengan cd warna hitam kontras dengan tubuhnya yang putih dan selangkangannya merah muda. Kuciumi pahanya sampai naik ke pangkalnya, nikmat dan halus putih mulus. Tak puas-puasnya kuciumi selangkangannya yang semakin becek itu. Aromanya enak memabukkan, kubenamkan hidungku dalam-dalam dan kuhirup serta kunikmati aromanya. Sungguh nikmat rasanya, memang vaginanya sangat berlendir, beruntung sekali aku dapat menikmatinya. Kujilat jilat dan kuhisep basahnya, tak sabar dia lalu cdnya dikuakkan untuk aku mulai menjilat vaginanya. Lidahku menjilat cairannya dan kusapu dengan bibirku. Kujilat sampai dalam lidahku bermain di dalam lobangnya sambil bibirku melumat bibir vaginanya.
”Cek Ang.....oooohh Fifi mau maaau keluuuar!!” desahnya saat mencapai puncak
Cairannya keluar deras dan kutampung dengan mulutku lalu kubalik dia membelakangiku, kucium bawah pantatnya belahan pantatnya, kucium kucium dari belakang vaginanya. Cdnya kutarik ke atas masuk belahan vaginanya bibirnya menonjol keluar makin indah lalu kujilat dari depan sampai ke belakang sampai anusnya. Setelah dia melorotkan cdnya, kusosor vaginanya dan anusnya kusapu dengan mulutku, kujilat jilat sensasi rasanya. Dia bilang sangat enak sekali tak terkira rasanya. Sekarang giliran dia mau memuaskan aku dan ganti aku yg berdiri sementara dia berlutut di bawah sambil melorotin celanaku. Sekarang tak ragu lagi dia menjilat dan mengisapnya, disedotnya penisku sambil kepalanya maju mundur. Seluruh penisku masuk mulutnya, lidahnya menjilat jilat di dalam. Betapa enak dan nikmat rasanya diemut dara cantik ini.
Semakin lama semakin pintar ia memainkan penisku dan makin bernapsu. Sungguh dia sangat menikmati penisku yang katanya enak juga walau sudah keriput dan tidak terlalu gede. Rasanya aku mau orgasme dan pas dia menyedot dengan keras spermaku keluar. Tubuhku mengejang ketika spermaku muncrat tanpa tertahankan, makin disedotnya lagi dan kutuntaskan spermaku keluarnya sampai habis. Spermaku yang memenuhi mulutnya ditelannya tanpa ragu.
“Mmmm....gurih Cek, tapi kok cepet banget keluarnya?” godanya nakal
Sialan, aku merasa terhina juga nih dibilang gitu, ya maklum lah usia sudah setua ini ya wajarlah sebentar langsung crot. Dia menelan spermaku dan menjilati penisku hingga bersih sehingga makin bernafsu aku padanya. Setelah istirahat sebentar sambil penisku dilapnya dengan bajunya lalu diremasnya hingga mulai tegang lagi penisku. Dengan bernafsu ia kembali memasukkan penisku ke dalam mulutnya dan mengemutinya. Sekarang aku kepingin dijepit dengan selangkangannya dari depan sambil berdiri. Kuselipkan penisku dan dirapatkannya kakinya sambil kugesek maju mundur. Vaginanya basah makin licin penisku bergesekan dengan vaginanya. Enak sekali rasanya, sambil mendesah dia melumat bibirku dengan napsu. Dia sudah orgasme lagi dan dia kepingin penisku dimasukkan ke vaginanya. Kemudian aku gesek-gesekkan kepala penisku ke belahan vaginanya aku mau orgasme lagi.
”Oooh enak Cek masuk masukkan cepet!!” baru masuk kepalanya saja aku sudah keluar, spermaku membasahi lubang vaginanya.
”Cek kok cepet sih, belum masuk lo tadi” katanya kecewa.
”lain kali Fi, kalo kamu kepingin kita langsung maen aja ya, supaya aku dak cepet keluar” kataku menghiburnya.
Kemudian kami saling membersihkan diri di kamar mandi dan berpakaian kembali. Dia berkata walau agak kecewa karena aku mengalami ‘edi tansil’ (ejakulasi dini tanpa hasil) tapi ia cukup puas bercumbu dan petting tadi. Aku juga sebenarnya puas karena telah berhasil menikmati vaginanya dengan penisku walaupun sudah keluar baru sebentar, tapi juga menyesal atas ketidakperkasaanku. Ini juga salah satu sebab istriku tidak puas ketika bercinta. Ia mencari kepuasan dengan berselingkuh dengan sopirnya, setelah hubungan gelap mereka kuketahui kami kini tinggal pisah rumah, tidak resmi bercerai untuk menjaga statusku agar tidak malu. Bah, Ang**** si otak peler, kok begini menyedihkan ya nasibmu? Aku meratapi diri. Lain kali aku akan bersiap-siap dulu sebelum bertemu putri rekan kerjaku ini agar bisa kusetubuhi dan kunikmati vaginanya sampai puas.
################################
Suatu hari masih siang aku telepon dia mengajaknya bercinta lagi. Dia menyambut ajakanku dan minta dijemput dari sebuah mall, kali ini ia mau melakukannya di hotel. Ia berkata bahwa ia sudah siap dengan pil anti hamil. Aku makin senang saja karena tak lama lagi aku dapat menikmati tubuhnya luar dalam. Dengan bersemangat aku menjemputnya di tempat yang dimaksud. Ku miscall dia begitu sampai di depan mall, tak lama kemudian ia keluar dan menghampiri mobilku. Dia begitu cantik hari ini dengan kaos lengan pendek dan celana panjang yang mencetak pahanya yang ramping. Langsung kami menuju ke sebuah hotel yang biasa menjadi langgananku untuk main gila. O iya hotel ini juga pernah kupakai menjebak seorang petinggi KPK yang kuanggap membahayakan bisnisku. Seorang wanita caddie yang bekerja di tempat golf langganan pejabat itu kubayar untuk merayu dan menjebaknya. Kuatur sedemikian rupa hingga kasusnya rumit dan berbelit-belit sehingga perhatian mereka padaku teralihkan. Usahaku membuahkan hasil karena kini pejabat itu telah dijatuhkan dan dikenai tuduhan pembunuhan karena cinta segitiga dengan wanita itu. Setelah check in, kami masuk kamar. Begitu pintu tertutup langsung kupeluk dan kucium mesra dia, kurebahkan ke ranjang dan kuciumi seluruh tubuhnya. Tanganku menaikkan kaosnya dan menyingkap branya.
“Eittt...tar dulu Cek, Fifi mau mandi dulu ah, biar seger!” ia mendorong dadaku sebelum aku melucutinya lebih jauh.
Dia mengajakku ikut mandi bareng dan memandikannya. Dengan gerakan erotis ia membuka pakaiannya hingga tinggal cdnya yang merah muda. Wow aku melongo sambil memegangi dadaku, takut jantungku kumat melihat pemandangan yang luar biasa ini. Kembali kudekap dan kuciumi tubuhnya yang wangi dan segar sekali walau belum mandi. Sambil berciuman ia melucuti pakaianku hingga lepas semuanya, terlihat sekali tubuhku yang sudah tua dan keriput kontras dengan tubuhnya yang masih muda dan mulus. Kemudian kami pun mandi berdua, kusabuni badannya dari atas sampai kakinya seperti memandikan bayi. Setelah menyabuninya, ganti aku disabuni sama dia, tak lupa penisku disabuni sambil dikocok kocok. Sungguh puas dapat mandi dengan bidadari cantik ini, tubuh licin kami saling bergesekan menimbulkan sensi nikmat. Anus dan vaginanya kusabuni juga lalu berdua saling membilas di shower dan saling melumat bibir tak lupa payudaranya kulumat, lalu selangkangannya kujilat kusapu dengan bibirku tepi vaginanya kujilat jilat tubuhnya bergetar menahan nikmat.
“Aaah...mau keluar nih cek!” desahnya
Kusuruh dia keluar di mulutku saja aku mau merasakan cairan kewanitaannya yang gurih. Aku pun jongkok dan menaikkan satu kakinya ke bahuku, kepalaku menengadah vaginanya pas di mulutku.
Kujilat terus hingga lidahku masuk vaginanya membuat organ kewanitaannya semakin berdenyut dan akhirnya... .seeeeer cairan bening itu keluar tepat di mulutku. Hangat dan enak, kuteguk semua cairan itu sambil kusapu bibir vaginanya dengan bibirku. Wah sensasi yang luar biasa, seumur umur aku belum pernah merasakan yang segurih ini, punya istriku yang udah bangkotan itu? Lewat!! Dia tersenyum tahu aku meneguk cairan klimaksnya
“Gimana rasanya Cek?” tanyanya
“Huehehe...uenak Fi, pasti itu kamu rajin dirawat ya?” jawabku
Setelah klimaks di kamar mandi kami saling mengeringkan tubuh dengan handuk dan keluar dari kamar mandi, tadinya mau kugendong sih tubuhnya tapi aku takut encokku kumat, kan malah jadi berantakan semua deh acaranya hak...hak...hak!! Aku mendorong tubuhnya hingga terhempas di atas ranjang, aku langsung menerkamnya dan kuciumi seluruh tubuhnya sampai pantat dan anusnya juga tidak lolos dari kecupanku. Giliran vaginanya kucium lebih lama untuk menikmati aromanya, ketiaknya juga kucium lama karena harum dan lembut. Dia juga menawarkan diri menjilat penisku. Lalu kami posisi 69 saja supaya sama-sama enak mendapat kenikmatan dobel, aku enak dapat menikmati vaginanya dan penisku enak disedotnya juga Dia dapat dobel sambil menikmati penisku vaginanya juga enak kujilat jilat. Sungguh nikmat dan asik, dia melumat lumat penisku dengan lahap, rupanya dia memang suka dan doyan melumat penis. Cairan kewanitaanya sudah banyak keluar dan membuat mukaku basah kuyup. Dia makin asik menghisap hisap penisku, enak rasanya karena dia makin pintar melumat penisku sampai aku dibawa ke puncak kenikmatan. Puas sekali dia dapat orgasme berkali kali, sudah banyak air vaginanya kuteguk. Kini dia kepingin bersetubuh, ia berbaring telentang dengan kaki dibuka lebar seolah mengajakku untuk melakukannya. Hehehe...kali ini gak akan ‘edi tansil’ lagi seperti kemaren itu karena aku sudah mempersiapkan diri dengan viagra impor sebelum menjemputnya tadi. Khasiat obat itu begitu terasa karena hingga kini penisku masih tegang dan belum orgasme. Awas Fi...akan kubalas ejekan kemaren itu dengan membuatmu berkelejotan nikma. Aku menggesekkan kepala penisku ke lubang vaginanya sambil kumasukkan sedikit demi sedikit,
”Eeennggh...sakit Cek, pelan pelan...jangan kasar!!” erangnya.
Meskipun vaginanya sudah tidak perawan tapi terbilang sempit dan legit, maka kudorong penisku lebih bertenaga hingga dia meringis kesakitan, lalu kusuruh dia duduk di atasku supaya dia sendiri dapat menyesuaikan masuknya dengan vaginanya.
Digesek gesekkan bibir vaginanya dengan penisku dulu untuk melicinkan lubang vaginanya kemudian dia angkat pantatnya lalu turun lagi diangkat dan turun lagi perlahan. Makin masuk makin lama makin dalam masuknya, kunikmati saat-saat penisku mulai masuk oooh penisku masuk semua sampai pangkalnya wah enak vaginanya seret dan menjepit. Sungguh enak vaginanya, akhirnya aku dapat juga menikmati vagina putri mitra bisnisku ini. Dia berhenti bergerak sambil matanya terpejam mukanya memerah, bibir bawahnya digigit sendiri menikmati vaginanya kemasukan suatu benda asin. Enak dan nikmat terasa vaginanya terganjal meski agak perih tapi nikmat katanya. Tubuhnya sudah menyatu dengan tubuhku, vaginanya berkedut kedut, penisku terasa diremas remas. Dia bergidik gemetar mengelinjang dan makin menekan ke bawah, rupanya dia orgasme. Setelah dia dapat menyesuaikan dan vaginanya sudah basah sekali lalu dia mulai bergerak naik turun keluar masuk penisku dalam vaginanya wah nikmat sekali. Makin cepat dia naik turun sambil payudaranya kulumat lumat dan kuhisap. Dia mengerang kenikmatan
“Aaaahhh...aaahhh...enak Cek, nnggghhh!!” desahnya makin seru, goyangnya juga makin dahsyat
Wah pinter juga dia bersetubuh, goyangannya itu benar-benar ahli, tidak kalah dari wanita panggilan impor yang pernah kucicipi. Berkali kali dia orgasme sampai basah sekali lalu dia cabut penisku dan diemutnya penisku yang berlumuran cairan vaginanya hingga bersih lalu dimasukkannya lagi ke vaginanya.
”Ooooh enak...nikmat Cek” digoyangnya naik turun lagi tubuhku
Kusuruh dia jongkok supaya tambah enak makin terasa enjotannya. Kulumat bibirnya, liurnya kuhisap, kupeluk dia dengan erat. Pantatnya tetap naik turun, sekarang gantian aku di atas, kunaikkan kakinya ke pinggangku lalu kuenjot enjot sambil kakinya menekan pinggangku. Kulumat payudaranya, putingnya kusedot dengan bernafsu. Makin erat rangkulannya, desahnya makin bernapsu, keringatnya bercucuran sehingga tubuhnya makin licin. Betul-betul tubuhnya menyatu dengan tubuhku dalam kenikmatan. Aku hampir mencapai puncak dan kutanya dia apa mau kukeluarkan di dalam. Dia mengiyakan supaya dia dapat merasakan semburan spermaku, dia tak takut hamil sebab tadi dia sudah minum pil anti hamil. Menanti saat-saat spermaku menyembur di dalam tubuhnya makin nikmat dan akhirnya spremaku keluar juga setelah sekitar setengah jam kugenjot dia. Enak sekali mengisi tubuhnya dengan spermaku, dia makin memelukku erat dengan tubuh mengelinjang merasakan semburan spermaku pada liang vaginanya. Kami pun terkulai lemas penuh kepuasan
.”Gimana Fi? Asyik kan?”tanyaku sambil kucium pipinya
“ooh enak Cek, Ncek Ang kuat banget hari ini, Fifi puas loh!” katanya dengan ngos-ngosan setelah bersetubuh.
Masih ada waktu karena aku hari ini cukup senggang, enaknya tidur sebentar untuk memulihkan tubuh tuaku.
Sebelum tidur bersama dia mandi dulu untuk membersihakan tubuh lalu kami tidur berangkulan. Sunguh nikmat tidur merangkul tubuh telanjangnya yang hangat dan lembut. Setengah jam kami tidur badan terasa segar kembali dan dia sudah mulai meremas remas penisku dengan posisi 69, vaginanya masih mulus kemerah merahan meski lobangnya agak membesar, tapi kalau dijilat masih tetap enak lidahku bisa bebas menjilat dalamnya. Kami bersetubuh sebentar sebelum pulang, kugenjot dia dengan gaya doggie
”Iyaahh...yahhh enak trus genjot genjot Cek!!” erangnya keenakan, ”Cek...Fifi maaauuu keluar eeeghhh!!”
Vaginanya berkedut kedut dan aku pun mau keluar juga, crot keluar sudah spermaku kutuntaskan sampai habis. Lega dan enak sekali, dia juga sangat puas hari itu. Kami ngobrol-ngobrol sambil menunggu makanan yang kupesan lewat telepon. Dalam obrolannya ia menceritakan beberapa pengalaman seksnya dengan sejumlah pria. Wah...wah, ternyata ia juga pernah terlibat seks dengan GT, seorang petugas pajak yang pernah mengurus pajak perusahananku juga pernah terlibat hubungan sesama jenis denganku (oppppsss...jadi ketahuan deh, hehehe malu ah, iya nih terus terang selain gila perempuan, aku Ang**** si otak peler juga sebenarnya suka dengan sesama pria loh). Dengan GT aku pernah melakukannya sehingga mendapat diskon untuk jasanya memanipulasi pajak. Psstt...cukup mupengers di sini aja ya yang tau rahasiaku ini, jangan bilang-bilang lagi apalagi ke wartawan, nanti tambah heboh beritanya ya heheheh...Setelah makan kami kembali melakukan seks kilat, dia rupanya napsunya besar juga, tak puas-puasnya mau bersetubuh lagi mumpung ada kesempatan dan waktunya sedang lenggang. Ronde kali ini kami hanya melepaskan pakaian bawah saja, lalu ia duduk berhadapan dan memelukku dengan erat. Pantatnya kubantu menekan vaginanya, penisku terasa menyentuh sesuatu di dalam. Dia bergoyang makin seru sambil berteriak teriak pelan saking nikmatnya. Gundukan vaginanya hangat nempel perutku jembutnya bergesekan dengan jembutku. Tidak terlalu lama kami mencapai orgasme bersamaan. Setelah beres-beres aku kembali meminta cd nya untuk kukoleksi, dan ia mengiyakan sehingga dia pulang tak pakai cd. Sebelum keluar dari kamar hotel ia menciumku sebagai tanda perpisahan, setelah di luar hotel kami berpisah seolah tidak saling kenal. Hehehe...sungguh hari yang memuaskan, dalam usia setua ini masih bisa menikmati wanita muda yang segar seperti si Fifi ini.
Selanjutnya kami beberapa kali mengulangi perbuatan itu, baik di hotel maupun di rumahnya kalau sedang sepi. Hingga ketika aku terkena kasus pertengahan 2010 lalu, aku sempat lama tidak bertemu dengannya, karena repot ngurusin pengadilan ini itu. Setelah pengadilan yang bertele-tele seperti dagelan itu aku dijatuhi hukuman penjara. Awalnya sih memang aku ditempatkan di sebuah bekas rumah sakit, ya tau sendiri lah kan waktu itu baru saja heboh penjara mewah AS, si ratu suap yang baru saja dibebaskan kemaren itu, jadi untuk memberi kesan baik ke publik gitu loh hehehe....di penjara ternyata aku tidak kesepian dan banyak bertemu partner kriminalku, misalnya GT, si petugas pajak itu, SD, si polisi korup tapi sok suci yang juga pernah terima suap dariku, juga beberapa mantan pejabat lain yang kini menjadi tahanan. Di penjara karena kurangnya perempuan kami sering pesta orgy sesama jenis, terutama dengan GT, itu tuh my partner in crime waktu menggelapkan pajak itu, ternyata dia itu kekasih lelaki AB, seorang pengusaha dan politikus terkenal di Indonesia, pantas saja kasusnya menggantung terus, wong bekingnya aja orang kuat kok. Bahkan pada akhir 2010 lalu setelah GT kepergok plesiran ke Bali, aku sempat pergi plesiran dengannya ke Thailand, Macau, dan Malaysia. Di Pattaya, Thailand, yang terkenal dengan hiburan esek-eseknya kami bersenang senang di sebuah klub gay terkenal di sana, ternyata orang setua diriku ini juga masih menarik kaum gay setempat maupun bule loh hehehhee....Tapi dasar si GT ini emangnya banci kamera, dia kan banyak foto-foto tuh di tempat menarik yang kami kunjungi, foto-foto tadi dia pasang di FB nya untuk diperlihatkan pada saudara dan teman, eh tapi gak tau bagaimana deh, foto-foto itu akhirnya tersebar di internet, untung tidak ada yang sedang bersamaku, kalau ada wah tambah parah deh. Oke deh mupengers sekalian sampai segini dulu ceritaku, aku masih harus mendekam di penjara VIP ku ini, waktu aku menutup tulisan ini aku sedang dioral oleh GT, uh asik juga hihihihi...udah dulu ya. Wah dan baru kemaren penjara tempat kami ditahan kedatangan 17 dari 19 politisi (2 lagi kan wanita jadi di penjara lain) yang tertangkap KPK terkait suap pemilihan gubernur BI nih, wah bakal tambah peserta nih acara gay orgy di sini, sipp!! Oh iya, untuk Fifi sori ya Ncek udah lama gak ketemu kamu soalnya sekarang Encek lebih suka sama pedang daripada sarungnya nih, hehehhe
SEKIAN
Tidak ada komentar:
Posting Komentar